Minggu, 11 Mei 2014

Laporan Keuangan Konsolidasi Pemilikan Tidak Langsung

A. Pemilikan tidak langsung
     Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung atau melalui anak perusahaannya.

     1.   Indirect holding berstruktur induk anak cucu.
 A mempunyai saham B 80%, B mempunyai saham C 70% , maka secara tidak langsung A memiliki 80% *70%  = 56% saham C. Oleh karena itu, laporan keuangan C harus masuk ke dalan laporan konsolidasi A. Dalam struktur diatas, yang dilihat adalah apakah A punya kendali atas B dan B punya kendali atas C, meskipun akhirnya kepemilikan A atas C secara tidak langsung kurang dari 50%.

    2.    Indirect holding berstruktur Afiliasi Terikat.
A mempunyai saham B 80% , dan saham C 20% , B mempunyai saham C 40%, maka secara tidak langsung A memiliki 80%*40% = 32% saham C secara tidak langsung, sehingga jumlah sahamnya di C memiliki 52% dan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.

B. Mutual Holding
    Mutual holding adalah kepemilikan saham oleh perusahaan yang berafiliasi.
       

Minggu, 04 Mei 2014

Pengertian dan Pengaruh Adanya Perubahan Hak Pemilikan,Beberapa Hal Yang Menyebabkan Hak Kepemilikan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Konsolidasi

Penggabungan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi.

Faktor - faktor yang harus diperhitungkan dalam memilih dasar yang akan dipakai untuk menentukan besarnya konstribusi dari masing - masing perusahaan yang mengadakan penggabungan usaha:

  1. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham.
  2. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham. 
Bebeapa hal yang menyebabkan perubahan hak pemilikan dan pengaruhnya terhadap neraca konsolidasi.
  1. Pembelian saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, hak kontrol diperoleh saat pembelian saham pada tahap pertama.
  2. Pembelian saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, hak kontrol diperoleh baru setelah beberapa tahap pembelian saham.
  3. Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham - saham perusahaan anak yang dimiliki perusahaan induk.
Beberapa perilaku akuntansi yang sering digunakan untuk pengaruhnya terhadap neraca konsolidasi :
  1. Perlakuan akuntansi untuk pembelian saham perusahaan anak yang dilakukan beberapa kali.
  2. Perlakuan akuntansi untuk pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham perusahaan anak, yang dimiliki oleh perusahaan induk.
  3. Perlakuan akuntansi untuk emisi saham dan penarikan kembali saham - saham perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.

Minggu, 27 April 2014

Laporan Keuangan Konsolidasi Masalah Khusus

Masalah khusus yang terjadi dalam laporan keuangan konsolidasi

  1. Laba antar perusahaan.
  2. Obligasi antar perusahaan.
  3. Saham preferen dan saham biasa anak.
  4. Deviden saham anak.
Laba antar perusahaan 
  1. Laba atas sediaan.
  2. Laba atas aktiva yang disusutkan.
Laba atas sediaan
  • Penjualan oleh induk
  1. Penguasaan 100%.
  2. Penguasaan < 100%
  • Penjualan oleh induk
  1. Penjualan 100%
  2. penguasaan < 100%
Saham prefferen dan saham biasa anak
sifat saham preferen:
  1. Tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi.
  2. Kumulatif dan tidak berpartisipasi.
  3. Tidak berkumulatif dan berpartisipasi penuh.
  4. Kumulatif dan berpartisipasi penuh.


Senin, 21 April 2014

Menganalisis Laporan Keuangan PT.INDOFODD Tbk Dengan rasio keuangan


PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
PERIODE 2010
PERHITUNGAN RASIO - RASIO KEUANGAN
ANALISIS RATIO KEUANGAN






 

RASIO KEUANGAN

 

METODE PERHITUNGAN

 

INTERPRETASI


     
I. RASIO LIKUIDITAS

A. Current Ratio

Aktiva Lancar
Hutang Lancar
           =  20.077.994
                 9.859.118
           =  2,03 : 1atau 203%


Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar
Rp 2,03
Ukuran secara kasar, current ratio yang kurang dari 203 kurang baik, tetapi ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak.

B. Cash Ratio






Kas + Efek 
HL  
10.439.353
    9.859.118

         = 1,05 : 1 atau 105%

Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi  dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.Setiap hutang Lancar  Rp1,00 dijamin oleh kas  dan efek Rp 1,05.
Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

C. Quick ratio
    (Acid Test Ratio)




Kas + Efek + Piutang
Hutang Lancar
10.439.353+ 0 + 2.686.273
9.859.118
= 1,33 :1  atau 133%


·   Kemampuan untuk membayar utang  yg segera harus dipenuhi
·   Dengan aktiva lancar yg lebih likuid.
·   Setiap utang lancar Rp 1,00  dijamin dengan quick assets 1,00
II.RATIOSOLVABILITAS
   (LAVERAGE)



A.    Total Debt to Equity Ratio




H  Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri

9.859.118 + 12.536.999
2.375.776
= 9,43: 1  atau 943 %


Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
943% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.

B.    Total Debt to Total Capital Assets   

Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah Aktiva

9.859.118 + 12.563.999
47.275.955
= 0,47 : 1 atau 47%


Beberapa bagian dari keseluruhan dana yang  dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
39 % dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang.

C.    Long Term Debt To
     Equity ratio




Hutang Jk. Panjang
Modal Sendiri

                   12.563.999
                  2.375.776
= 5,28 : 1  = 528%


Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan  untuk hutang jk panjang.
528 % dari setiap rupiah modal sendiri
Digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

IV. RASIO PROFITABILITAS



A. Gross Profit Margin

Penj Neto – H.Pokok Penj
----------------------------------
Penjualan Neto
  9.308.5936.513.495
--------------------------  X 100 %
9.308.593
                      = 30%

Laba Bruto per rupiah penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,30.



B.  Operating Income Ratio (Operating Profit Margin)


Penj Neto – H pokok Penj – Biaya ADM dan Umum
----------------------------------------
Penjualan Netto
9.308.5936.513.495615.911
---------------------------------------
9.308.593
= 0.23%

Laba sebelum Bunga dan Pajak  (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,23.

C.Net Profit Margin


Keuntungan Neto  sesudah Pajak
Penjualan Neto
842.717
9.308.593
= 9%

Keuntungan neto per rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,09